Alamat Redaksi:
Ciwidey Pertengahan Kav. Kebun 9 No. 79,
Kelurahan Hajarsari, Kecamatan Bandung Utara
Kota Bandung
Jawa Barat
Ciwidey Pertengahan Kav. Kebun 9 No. 79,
Kelurahan Hajarsari, Kecamatan Bandung Utara
Kota Bandung
Jawa Barat
Pohon Gaharu adalah pohon yang mampu menghasilkan kayu dengan harga termahal di dunia. Kayu gaharu yang mengandung gupal mampu dihargai hingga puluhan juta rupiah per kilonya. Bahkan kayu gaharu tanpa gupal atau resin masih laku terjual puluhan ribu perkilonya. Sehingga sebutan kayu termahal memang sangat layak disandangkan kepada pohon gaharu ini.
Gaharu adalah nama kayu sekaligus jenis pohon dari genus Aquilaria (anggota famili Thymelaeaceae). Pohon dan kayu gaharu ini menjadi terkenal dan mahal harganya lantaran dikarenakan mengandung resin atau memiliki bau yang harum. Kayu ini banyak digunakan dalam industri kosmetika maupun obat-obatan. Sayangnya, mahalnya harga kayu gaharu akan berimbas pada semakin langkanya pohon tersebut. Sehingga CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) mengatur sangat ketat akan perdagangan kayu gaharu ini.
Nama latin dari pohon gaharu ini adalah Aquilaria spp. Pohon gaharu memiliki ukuran yang besar dan tinggi. Tingginya bisa mencapai 40 meter dengan diameter batang kurang lebih dari 60 cm. Batangnya lurus, tidak berbanir dan berkayu keras. Kulit pohonnya halus dan berwarna coklat keputihan. Tajuk tumbuhan gaharu bulat, lebat dengan percabangan yang horizontal. Daun gaharu tunggal, berbentuk lonjong memanjang dengan ukuran panjang 5-8 cm dan lebar 3-4 cm. Ujung daunnya runcing berwarna hijau mengkilap.
Di Indonesia sendiri pohon ini tumbuh secara alami di Sumatera dan Kalimantan. Di Semenanjung Malaya juga. Nama latin dari pohon ini mempunyai sinonim diantaranya adalah: Aquilaria cumingiana var. parviflora Airy Shaw, Aquilaria grandifolia Domke dan Gyrinopsis grandifolia (Domke) Quisumb. Di Indonesia sendiri juga ada beberapa nama dari pohon gaharu ini misalnya, mengkaras, gaharu dan gumbil nyabak.
Pohon ini tumbuh di pulau Morotai dan Halmahera, serta di Filipina. Nam tumbuhan ini juga memiliki beberapa nama sinonim seperti: Aquila pubescens H.Hallier, Decaisnella cumingiana Kuntze, Gyrinopsis cumingiana Decna, Gyripnosis cumingiana var. punbescens Elmer, Gyrinopsis decemsostata H. Hallier dan Gyrinopsis pubifolia Quisumb.
Gaharu jenis ini tumbuh di Indonesia terutama di Morotai, Seram, Ambon, Nusa Tenggara, Papua, Papua Nugini dan Filipina. Nama latin tanaman ini mempunyai sinonim antara lain Aquilaria acuminata (Merr.) Quisumb., Aquilaria tomentosa Gilg, Gyrinopsis acuminata Merr., dan Pittosporum filarium Oken.
Jenis pohon gaharu ini tumbuh di Indonesia lebih tepatnya pulaeh Sumatera dan Semenanjung Malaya. Sinonimnya adalah Aquilaria moszkowskii Gilg.
Aquilaria malccensis Benth; Pohon ini tumbuh di Indonesia lebih tepatnya berada di daerah Sumatera, Simalue dan Kalimantan, Filipina (Luzon), India (Assam), Bangladesh, Myanmar dan Malaysia. Nama daerah dari pohon ini seperti ahir, karas, gaharu, garu, halim, kereh, mengkaras dan seringak.
Tumbuh di beberapa daerah Indonesia antara lain Sumatera, Bangka, Belitung dan Kalimantan dan Malaysia diantaranya Semenanjung Malaya, Sabah dan Serawak. Nama ilmiah pohon ini memiliki beberapa sinonim diantaranya Aquilaria borneensis Van Tiegh. Ex Gilg, Aquilariella borneensis Van Tiegh, dan Aquilariella microcarpa Van Tiegh.
Jenis yang gaharu tersebut, oleh CiTieS dimasukkan kedalam daftar Appendix II. Perdagangan internasional semua bagian dari pohon ini diatur dengan sangat ketat termasuk pemberlakuan kuota terhadap masing-masing di setiap negara.
Kayu Gaharu menjadi mahal setelah menjadi gupal. Gupal inilah yang mengandung resin atau getah yang membuat kayu gaharu menjadi khas, unik dan beraroma wangi. Dan gupal ini pula kemudian menjadikan kayu gaharu dihargai sangat mahal di pasar Internasional. Getah yang ada kayu gaharu ini ada karena terjadinya infeksi sejenis jamur parasit (yang disebut kapang) dari anggota kelas Ascomycetes.
Kayu gaharu yang memiliki gupal dan tidak memiliki gupal tetap diekspor ke berbagai negara seperti Saudi Arabia, Kuwait Yaman, United Emirat, Turki, Singapua, Jepang, China dan Amerika Serikat. Disanalah kayu gaharu diolah menjadi bahan baku untuk industri kosmetik, wewangian, obat-obatan, hingga menjadi hio (dupa wewangian) dan aneka kerajinan. Kayu gaharu yang memiliki gupal akan dihargai lebih dari puluhan juta rupiah setiap kilonya.
Pohon ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, namun bisa berdampak pada terancamnya kelestarian pohon gaharu di habitat aslinya. Hal ini terjadi karena tidak sedikit masyarakat yang memilih untuk menebang pohon gaharu daripada membudidayakannya. Memang pada dasarnya pembudidayaan pohon gaharu ini membutuhkan waktu yang sangat lama sekali dan untuk menghasilkan gaharu yang memiliki resin (gupal) tidak mudah. Jauh lebih mudah menebang kayu gaharu yang tumbuh alami langsung dari hutan.
Untuk menanam pohon ini dibutuhkan kebijakan dan kearifan semua pihak, baik dari masyarakat dan pemerintah. Agar pembudidayaan gaharu semakin mudah untuk dilakukan. Termasuk dalam infeksi buatan pada batang pohon gaharu dengan jamur Ascomycetes sehingga tanaman gaharu yang dibudidaya pun akan dapat menghasilkan gupal yang berkualitas terbaik.