Alamat Redaksi:

Ciwidey Pertengahan Kav. Kebun 9 No. 79,
Kelurahan Hajarsari, Kecamatan Bandung Utara
Kota Bandung
Jawa Barat

Egi Patli pecahkan rekor nasional Lempar Lembing Kejurnas Atletik 2019 U20

Lempar Lembing: Sejarah, Teknik Dasar, Gaya dan Peraturan

Teknik Lempar Lembing menjadi salah satu hal dasar yang perlu dipelajari saat Anda memutuskan ingin menekuni bidang olahraga ini. Olahraga satu ini membutuhkan ketepatan teknik, kecepatan, dan kekuatan agar bisa melemparkan lembing sejauh mungkin. Lembing sendiri berbentuk seperti galah panjang atau hampir mirip dengan tombak.

Dalam olahraga Lempar Lembing terdapat beberapa teknik yang perlu diperhatikan agar lemparan yang dihasilkan optimal. Sebelum diresmikan sebagai olahraga yang dipertandingkan, lempar lembing merupakan aktivitas bertahan hidup. Untuk mengetahui sejarahnya, Anda bisa menyimak penjelasan lempar lembing di bawah ini!

Pengertian Lempar Lembing

Javelin Throw atau Lempar Lembing adalah termasuk cabang olahraga Atletik yang mengandalkan pada kekuatan otot lengan untuk melemparkan alat bernama lembing atau sejenis tombak. Lembing sendiri terbuat dari material yang ringan dengan logam pada bagian ujungnya. Tujuan dari cabang olahraga Lempar Lembing adalah melemparkan lembingnya sejauh mungkin.

Meskipun terlihat mudah, sebenarnya Lempar Lembing cukup sulit dilakukan. Karena olahraga ini membutuhkan lengan dan tenaga yang kuat agar jarak lempar yang dihasilkan maksimal. Tak hanya itu, atlet Lempar Lembing juga harus memperhatikan faktor kecepatan dan Teknik Lempar Lembing yang tepat.

Sejarah Lempar Lembing

Setelah mengetahui pengertian lempar lembing, Anda juga perlu mengetahui sejarah atau awal mula terbentuknya olahraga ini agar bisa lebih memahami. Lempar Lembing merupakan cabang dari olahraga Atletik yang merupakan pengembangan dari pemakaian tombak dalam kehidupan sehari-hari, termasuk untuk berperang dan berburu.

Seiring berjalannya waktu dan semakin canggihnya teknologi, kegiatan berburu pun semakin ditinggalkan. Gaya hidup manusia telah berubah sehingga lembing tidak lagi digunakan untuk berburu atau berperang. Namun, lembing tetap dilestarikan dengan dijadikan sebagai alat olahraga atau kompetisi.

Saat ini memang belum ditemukan catatan sejarah yang valid tentang awal mula terbentuknya olahraga ini. Namun, sebagian ahli telah meyakini bahwa lempar lembing sudah berkembang dari zaman Yunani Klasik. Kompetisi Lempar Lembing juga tercatat sudah dilaksanakan pada peradaban Mesir Klasik meskipun tidak sepopuler di Yunani.

Di Eropa, olahraga ini pertama kali diselenggarakan pada abad ke-18 dengan melemparkan lembing sejauh mungkin dari garis start yang sudah ditentukan. Dari pertandingan di Eropa itu kemudian terus diselenggarakan banyak perlombaan lempar lembing yang membuatnya menjadi sangat populer hingga saat ini.

Pada 1908, Lempar Lembing resmi menjadi cabang olahraga Atletik yang dipertandingkan dalam Olimpiade. Saat ini, permainan dan pertandingan Lempar Lembing diatur oleh International Ameteur Athletic Federation (IAAF). Federasi ini berpusat di Monako dan sudah memiliki anggota yang terdiri dari 212 negara.

6 Teknik Lempar Lembing

Terdapat 6 Teknik Dasar Lempar Lembing yang wajib diketahui sejak Anda masih pemula dalam bidang olahraga ini. Dengan mengetahui tekniknya, permainan lempar lembing akan terasa lebih mudah. Berikut ini penjelasan dari masing-masing teknik dalam olahraga lempar lembing:

1. Teknik Memegang Lembing

Saat pertandingan, atlet tidak boleh memegang lembing secara sembarangan, melainkan harus memperhatikan teknik lempar lembing. Sejauh ini ada tiga gaya dalam memegang lembing yang bisa dipilih sesuai kemampuan dan kenyamanan atlet.

Gaya Amerika

Gaya Amerika merupakan cara memegang tongkat lempar lembing yang paling mudah dan sering digunakan oleh pemula. Selain karena mudah, gaya Amerika dipilih karena daya dorong yang dihasilkan oleh jari telunjuk dan ibu jari lebih tinggi.

Cara memegang lembing dengan gaya Amerika adalah memosisikan jari telunjuk dan ibu jari di bagian lilitan pegangan. Kemudian telapak tangan dan jari lainnya memegang tongkat sebagaimana biasa.

Gaya Finlandia

Gaya Finlandia ditandai dengan cara memegang lembing pada bagian lilitan talinya menggunakan ibu jari dan jari tangan yang bertemu. Sementara itu sisa jari lainnya menggenggam, hanya saja jari telunjuknya tetap lurus.

Gaya Finlandia ini sebenarnya hampir mirip dengan gaya Amerika. Bedanya, dalam gaya Finlandia jari telunjuk yang lurus harus diulur ke belakang untuk mempermudah mengontrol saat akan melempar lembing.

Fork Grip

Gaya Fork Grip ini caranya adalah memegang lembing di bagian lilitan tari dengan jari telunjuk dan jari tengah yang diletakkan dengan posisi menjepit di antara lembing. Teknik lempar lembing yang satu ini biasa dipilih untuk menghindari terjadinya luka di bagian siku karena salah melempar. Tetapi, lilitan tali yang cukup tipis sebenarnya juga bisa memicu masalah saat melempar lembing.

2. Teknik Membawa Lembing

Setelah menentukan gaya memegang lembing yang menurut Anda paling mudah, langkah selanjutnya adalah mempelajari cara membawa lembing yang benar. Ini dia langkah-langkah atau teknik membawa lembing:

  • Posisikan lembing di atas bahu dengan siku mengarah ke depan. Kemudian arahkan lembing ke depan dengan kemiringan sekitar 40 derajat ke arah lemparan.
  • Usahakan pinggul tetap tegak lurus dengan area target lemparan. Dalam hal ini bisa dimulai dengan melakukan lari 10 langkah untuk pemula dan 13-18 langkah untuk atlet profesional.
  • Saat berlari, pastikan posisi memegang lembing sesuai dengan teknik lempar lembing yang dipilih di awal.
  • Saat mencapai langkah akhir, putar kaki yang berlawanan dengan tangan yang memegang lembing. Jika Anda memegang lembing dengan tangan kanan, maka kaki yang diputar adalah kaki kiri. Setelah itu, arahkan pinggul ke area lempar lembing.
  • Silangkan kaki sambil menarik lembing ke belakang. Pastikan posisi tubuh condong ke belakang untuk mempermudah pelemparan lembing.

3. Teknik Awal Berlari Lempar Lembing

Saat akan melemparkan lembing, ada teknik berlari yang harus diterapkan. Langkah-langkah Teknik Awalan Lempar Lembing adalah sebagai berikut:

  • Berlarilah dengan membawa lembing yang diposisikan di atas kepala, lengan ditekuk ke depan, dan telapak tangan menghadap ke atas. Posisi lembing tetap harus sejajar di atas garis paralel dengan tanah.
  • Di bagian akhir dari teknik awal berlari, Anda harus melakukan langkah silang atau cross steps. Selain itu bisa juga dilakukan dengan cara lain seperti jingkat (hot steps) atau langkah silang belakang (rear cross steps).
  • Saat melakukan langkah silang, kaki diturunkan dan bahu diputar ke arah kanan. Kemudian lengan kanan bergerak ke belakang melewati atas kaki kiri.
  • Pandangan mata tetap lurus ke depan. Saat tungkai kanan mendarat dengan posisi ditekuk, akhiri dengan langkah silang.
  • Angkat tumit kanan ketika lutut bergerak maju kemudian buka kedua tungkai dengan melangkahkan kaki kiri ke depan sejauh mungkin.
  • Dalam langkah ini, pastikan posisi lembing masih dalam genggaman dengan posisi setinggi bahu. Kemudian turunkan kaki kiri dan putar pinggul ke depan.
  • Tekan kaki kiri untuk melempar dan disusul dengan kaki kanan ke dalam kemudian luruskan. Pastikan lutut kanan juga ikut lurus sehingga posisinya membujur dari badan dan lembing siap untuk dilempar.

4. Teknik Melempar Lembing

Sama seperti langkah-langkah sebelumnya, Cara Melempar Lembing juga tidak boleh dilakukan sembarangan. Untuk mempermudah, ikutilah teknik melempar lembing berikut ini:

  • Posisi lengan harus lurus dan badan condong ke belakang. Pandangan juga harus tetap tertuju pada area target.
  • Bertumpulah pada kaki depan lalu dorong kaki yang lainnya. Ubahlah titik gravitasi dan berat badan ke depan.
  • Lemparkan lembing ke arah atas depan dengan posisi tangan berada di depan kaki yang menjadi tumpuan.

5. Teknik Melepas Lembing

Tahapan dalam lempar lembing yang terakhir adalah melepaskan lembing. Saat melepaskan lembing, tarik bahu sebelah kanan dan lengan dengan gerakan melempar secara kuat. Setelah itu, badan akan bergerak melewati kaki depan dan lembing sudah bisa dilepaskan. Lakukan pelepasan lembing dengan sekuat tenaga namun pastikan keseimbangan tubuh tetap terjaga.

6. Posisi Tubuh Paska Pelemparan

Setelah berhasil melepaskan lembing, sikap akhir yang dilakukan disebut dengan follow through atau gerak ikutan. Dalam sikap ini, pastikan kaki kanan tidak melewati garis batas area lemparan.

Jika menggunakan gaya berjingkat maka setelah melempar tubuh akan melompat dan jatuh ke depan.  Sedangkan, jika menggunakan gaya menyilang, maka posisi akhir tubuh adalah jatuh ke samping mengikuti arah putaran dan silangan kaki.

Peraturan Perlombaan Lempar Lembing

IAAF telah menentukan sejumlah peraturan dalam Lempar Lembing yang harus dipatuhi oleh semua atlet, yaitu:

  • Peserta tidak boleh memakai sarung tangan atau plester untuk melekatkan jari-jari tangan untuk memudahkan pelemparan.
  • Setiap atlet hanya diberikan waktu satu menit untuk melakukan lemparan lembingnya. Jika dalam 15 detik terakhir seorang atlet belum melempar, maka wasit akan memberikan bendera kuning sebagai tanda peringatan.
  • Saat melakukan ancang-ancang atlet harus tetap di dalam area landasan.
  • Atlet diharuskan melempar lembing ke bagian atas lengan lempar dan tidak melewati garis batas lengkungan lemparan.
  • Lembing yang dilempar tidak harus mendarat di area pendaratan hingga menempel atau melubangi rumput, cukup membuat tanda pada permukaan tanah saja.
  • Pemenang pertandingan lempar lembing ditentukan berdasarkan kriteria lemparan yang sah dan jarak terjauh.

Peralatan Lempar Lembing

Dalam Lempar Lembing, tentu saja alat yang digunakan adalah lembing. Lembing sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing, badan lembing, dan tali lembing. Badan lembing terbuat dari material metal sedangkan mata lembing dibuat lancip dengan ujung yang panjang.

Spesifikasi lembing yang digunakan oleh atlet putra dan putri pun memiliki beberapa perbedaan. Berat lembing untuk putra adalah 800 gram sedangkan untuk putri beratnya hanya 600 gram. Untuk panjangnya, lembing atlet putra memiliki ukuran antara 2.60-2.70 meter. Sementara itu, lembing atlet putri panjangnya adalah 2.20-2.30 meter.

Lapangan Lempar Lembing

Jika di daerah Anda tidak ada lapangan lempar lembing, pasti akan timbul pertanyaan bagaimana bentuk lapangan Lempar Lembing beserta ukurannya. Jadi, lapangan lempar lembing terdiri dari landasan dan area pendaratan lembing.

Landasan Lempar Lembing adalah tempat untuk melakukan awalan dengan jarak minimal 30 meter. Namun, pada beberapa kondisi, panjang landasan bisa mencapai 3.65 meter. Sedangkan lebar landasan adalah 4 meter dengan lengkungan lemparan berupa garis radius 8 meter. Lengkungan lemparan ini berguna sebagai batas akhir sebelum peserta atau atlet melemparkan lembing.

Sementara itu area pendaratan lembing merupakan sektor untuk mendarat yang di tandai dengan busur pada lapangan rumput dengan sudut sekitar 28.96 derajat. Jika lapangan olahraga Lempar Lembing yang khusus masih sulit ditemukan, Anda bisa berlatih di lapangan biasa yang masih berupa tanah.


Demikian penjelasan mengenai pengertian, sejarah, hingga cara lempar lembing yang benar. Setelah mengetahui informasi di atas, diharapkan Anda bisa lebih memahami teknik lempar lembing dan bisa menjadi atlet yang profesional. Selamat berlatih dan mengukir prestasi di bidang lempar lembing!

Keterangan Foto: Egi Patli Pranata (18) berhasil memecahkan rekor nasional di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, pada Kejuaran Nasional (Kejurnas) Atletik 2019 cabang Lempar Lembing U20

Klik untuk kembali ke Materi Lengkap PJOK Kelas XI