Alamat Redaksi:
Ciwidey Pertengahan Kav. Kebun 9 No. 79,
Kelurahan Hajarsari, Kecamatan Bandung Utara
Kota Bandung
Jawa Barat
Ciwidey Pertengahan Kav. Kebun 9 No. 79,
Kelurahan Hajarsari, Kecamatan Bandung Utara
Kota Bandung
Jawa Barat
Lontar Martil atau biasa juga disebut Lempar Martil merupakan salah satu kompetisi trek dan lapangan. Olahraga individu ini dilakukan dengan cara memegang martil menggunakan kedua tangan di dalam lingkaran area melempar. Lempar Martil dilaksanakan di lapangan khusus dengan ketentuan ukuran sesuai standar internasional.
Dalam olahraga Lempar Martil terdapat tiga hal yang paling esensial, yaitu kekuatan, keseimbangan, dan ketepatan pengaturan waktu. Jika atlet atau pemain menginjak lingkaran atau keluar garis yang telah disediakan, maka lemparan yang dihasilkan dinyatakan gagal. Oleh karena itu, penting untuk menguasai teknik-teknik dalam Lontar Martil.
Lontar Martil adalah salah satu dari empat olahraga melempar yang dilaksanakan dalam kompetisi lintasan bersama dengan Lempar Cakram, Lempar Lembing dan Tolak Peluru. Martil yang digunakan dalam olahraga ini adalah berupa bola logam yang diberi pegangan dari kawat baja.
Lemparan pada Lontar Martil atau dalam bahasa Inggris disebut hammer throw harus jatuh di sektor 40 derajat. Sebelum martil menyentuh tanah, atlet tidak diperbolehkan untuk meninggalkan tempat lemparan agar tidak didiskualifikasi. Seorang atlet biasanya akan melakukan tiga hingga empat kali putaran sebelum melemparkan martilnya.
Dalam sebuah kompetisi seorang atlet atau peserta diberikan kesempatan untuk melempar martil sebanyak empat hingga enam kali. Jika terjadi seri, pemenang akan ditentukan berdasarkan jarak dan usaha terbaik.
Olahraga Lontar Martil pun mampu memberikan sejumlah manfaat jika dilakukan secara benar dan rutin. Beberapa manfaat yang bisa dirasakan antara lain adalah:
Skill yang wajib dimiliki oleh Pemain atau Atlet Lontar Martil adalah kekuatan dan keseimbangan. Dengan rajin melakukan olahraga ini, kekuatan tubuh bagian atas akan terlatih karena bermanuver sekuat tenaga agar lemparan martil bisa tepat sasaran.
Untuk melakukan lemparan martil yang baik tentunya diperlukan energi yang luar biasa agar bisa bergerak dengan cepat. Jika dibandingkan dengan olahraga lempar yang lain, energi yang dikeluarkan untuk lontar martil dinilai paling signifikan.
Saat melakukan lontar martil, dada harus tetap tegak dan kedua lutut sedikit ditekuk. Tidak diperbolehkan menunduk berlebihan agar tidak ada beban yang lebih di area punggung. Jadi, dalam Olahraga Lontar Martil, postur tubuh atlet harus benar-benar stabil dan mengandalkan kekuatan tubuh bagian atas, bukan pada kedua kaki.
Ketika melemparkan martil diperlukan koordinasi mata dan tangan yang sempurna dan maksimal. Dengan begitu akan terbentuk keseimbangan antara tubuh dengan martil.
Sejarah Lontar Martil dimulai pada abad ke-18 saat orang-orang Tailteann biasa melemparkan batu berat atau logam yang dilekatkan dengan tali. Hal tersebut ditujukan untuk memamerkan bakat di depan para raja. Kemudian budaya ini terus dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cabang olahraga pada Olimpiade modern tahun 1900.
Sejarah lain menyebutkan, bahwa olahraga ini berasal dari perang kemerdekaan Skotlandia yang mana Raja Edward-I melarang penggunaan senjata. Akibatnya, lemparan jenis ini mulai dipraktikkan oleh para prajurit pada sekitar abad ke-13 atau 14.
Debut Olahraga Lempar Martil untuk kategori putri dilaksanakan pada Olimpiade Musim Panas tahun 2000. Satu tahun kemudian, lempar martil putri juga diperkenalkan dalam kejuaraan dunia.
Sejak pertama kali diperkenalkan pada Olimpiade, popularitas Olahraga Lontar Martil semakin meningkat di berbagai negara. Beberapa negara yang berpartisipasi dalam mempopulerkan olahraga ini antara lain adalah Cina, Uzbekistan, Tajikistan, Kuwait, India, dan Korea Selatan.
Dalam ajang Asian Games 2014, atlet lempar martil dari Tajikistan bernama Dilshod Nazarov berhasil mendapatkan medali emas untuk kategori putra. Sedangkan untuk kategori putri dimenangkan oleh Zhang Wenxiu dari Cina.
Rekor dunia untuk Olahraga Lempar Martil adalah dicetak oleh Karl-Hans Riehm dari Jerman pada 19 Mei 1975. Saat itu, enam lemparannya mencapai jarak 78,5 meter, mengalahkan rekor sebelumnya yang menghasilkan jarak 76,66 meter.
Selain itu, John Flanagan yang berasal dari Amerika Serikat juga menjadi satu-satunya Atlet Lontar Martil yang memenangkan medali emas sebanyak tiga kali. Medali-medali tersebut dicetak pada Olimpiade yang diselenggarakan tahun 1900, 1904, dan 1906.
Atlet berprestasi lainnya di bidang Lontar Martil adalah Yuriy Sedykh dari Rusia yang berhasil meraih medali emas Olimpiade pada tahun 1976 dan 1980. Kemudian 11 tahun kemudian Sedykh juga mendapatkan gelar juara dunia saat masih berusia 36 tahun.
Sementara itu untuk kategori putri, rekor Lontar Martil dipegang oleh Yipsi Moreno yang berasal dari Kuba. Moreno memegang gelar juara dunia pada Olimpiade yang diselenggarakan pada tahun 2001, 2003, dan 2005. Selain itu, pada tahun 2004 dan 2008, ia juga membawa pulang medali perak Olimpiade.
Teknik Lontar Martil yang penting untuk dipelajari terdiri dari teknik posisi awal dan ayunan, putaran dan transisi, akhiran, serta lemparan. Berikut ini, penjelasan detail di setiap tekniknya:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam posisi awal dan ayunan dalam Lempar Martil adalah:
Dalam melakukan putaran dan transisi, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
Hal-hal yang harus diperhatikan pada tahap akhiran pertandingan lempar martil adalah:
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat tahap pelemparan martil.
Setelah mengetahui pengertian Lontar Martil beserta sejarah dan teknik dasarnya, kini saatnya menyimak peraturan perlombaannya. Peraturan ini ditetapkan oleh World Athletics sehingga harus dipatuhi oleh semua atlet. Adapun peraturan yang dimaksud adalah meliputi:
Martil yang digunakan dalam lempar martil terdiri dari kepala logam, kawat, dan gagang. Kepala logamnya terbuat dari besi padat atau logam lain. Sedangkan bagian kawatnya terbuat dari baja yang tidak mudah meregang saat dilempar. Pegangannya yang berbentuk segitiga harus kaku dan tidak memiliki sendi engsel.
Gambar Lapangan Lontar Martil terdiri dari 3 bagian, yaitu area tolakan, area pendaratan, dan kandang pengaman.
Area tolakan adalah zona yang digunakan oleh atlet untuk melakukan lemparan martil. Ukuran lingkaran pada Lapangan Lontar Martil sama dengan lingkaran pada tolak peluru, yaitu berdiameter 2,135 meter. Tidak heran jika Gambar Lontar Martil hampir sama dengan gambar lapangan tolak peluru.
Pada bagian permukaan akhir lingkaran, beton dibuat sedikit lebih halus daripada lingkaran pada olahraga lempar lainnya. Sementara bagian luar area tolakan diberi garis dengan panjang 75 cm yang sisi kanan dan kirinya sejajar dengan titik pusat lingkaran.
Area pendaratan digunakan untuk mendarat martil yang sudah dilontarkan oleh atlet. Bentuk landing sector ini adalah berupa busur lingkaran. Umumnya ukuran lapangan Lontar Martil pada bagian landing sector adalah memiliki panjang 90 meter.
Kandang pengaman ini merupakan fasilitas dari Lapangan Lontar Martil yang berguna untuk menutupi seluruh sisi lapangan, kecuali sisi depan. Keberadaan kandang ini akan menghindarkan atlet, juri, dan penonton mengalami kecelakaan.
Setelah mengetahui pengertian lempar martil dan teknik-teknik permainannya, Anda pasti semakin tertarik untuk menekuni olahraga lempar ini. Anda bisa menggunakan jasa pelatih lempar martil profesional untuk memaksimalkan performa latihan. Jika ingin belajar secara otodidak, Anda bisa melihat beberapa video dan gambar lempar martil yang ada di internet.
Lanjutkan untuk baca Soal dan Kunci Jawaban Materi Olahraga Lempar Martil
Keterangan Foto: Natasha Mahdalita meraih medali emas dari nomor atletik Lempar Martil di kejuaraan ASEAN Schools Games (ASG) 2019. (foto:dok/kemenpora.go.id)