Alamat Redaksi:

Ciwidey Pertengahan Kav. Kebun 9 No. 79,
Kelurahan Hajarsari, Kecamatan Bandung Utara
Kota Bandung
Jawa Barat

Kenali Aliran-aliran Seni Lukis

Mengenal Macam Macam Aliran Seni Lukis

Seni Lukis merupakan salah satu cabang besar dari dunia seni rupa.

Melukis adalah pekerjaan mengolah medium dua dimensi atau permukaan objek tiga dimensi untuk menyampaikan pesan tertentu. Media lukis bisa berupa kanvas, kain, kertas, papan dan bisa juga film yang ada didalam fotografi yang diaggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan pun beragam, syaratnya harus bisa menuangkan ide, perasaan dan pesan melalui media yang digunakan serta dapat memberi kepuasaan kepada pelukisnya serta penikmat karyanya.

1. Naturalisme

Naturalisme dalam seni lukis adalah aliran seni lukis yang berusaha menggambarkan realitas obyek lukisan secara akurat dengan merepresentasikannya secara akurat mungkin dalam sebuah lukisan. Seniman aliran naturalisme berusaha membuat lukisannya terlihat semirip mungkin dengan kenyataan obyek lukisnya.

Karya seni naturalistik sering menampilkan pemandangan alam, lanskap kota, manusia dengan berbagai aktifitasnya, hewan dan tumbuhan serta elemen-elemen alam lainnya. Ini adalah aliran seni lukis yang berusaha menangkap keindahan alam secara detil dan hidup, mulai dari pegunungan indah, hewan dan burung dengan detil di bulu-bulunya, tumbuhan dengan daun dan bunganya, lautan luas dengan detil buihnya hingga tetesan hujan.

2. Realisme

Karya seni ini berupaya menampilkan subjek dalam kehidupan sehari-hari tanpa menambahkan pandangan-pandangan tertentu. Makna yang di sampaikan bertujuan pada usaha memperlihatkan kebenaran, tanpa harus menyembunyikan hal yang buruk sekalipun.

Realisme dalam seni rupa kita bisa mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengah abad 19. Tetapi karya-karya dengan ide realisme sendiri sudah pernah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, atau dikenal sekarang dengan nama India.

Realisme juga terkenal akan gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi paham Romantisme yang telah ada pada pertengahan abad 19. Gerakan yang mendominasi biasanya berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik dan demokrasi.

Realisme secara tidak langsung mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris dan Amerika Serikat di tahun 1840 hingga 1880.

3. Ekspresionisme

Ekspresionisme adalah gaya seni yang menekankan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk mengekspresikan emosi dan perasaan senimannya. Seniman ekspresionis sering mendistorsi realitas untuk mendapatkan efek yang lebih emosional. Emosi yang diungkapkan oleh seni ekspresionis dapat berkisar dari kegembiraan dan antusiasme hingga ketakutan, keputusasaan, dan kemarahan.

Ekspresionisme pertama kali dikembangkan pada awal abad ke-20 dan telah berkembang hingga mencakup berbagai bentuk seni, seperti lukisan, patung, fotografi, dan film. Seni ekspresionis sering menampilkan warna-warna cerah, bentuk yang berani, dan figur yang terdistorsi untuk menciptakan efek yang menstimulasi dan bermuatan emosional. Ekspresionisme adalah alat yang ampuh bagi seniman manapun untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan terdalam mereka keatas kanvas lukisannya.

4. Kubisme

Kubisme adalah gerakan seni modern yang dimulai pada awal abad ke-20, dengan karya perintis Picasso dan Braque. Gerakan baru ini bertujuan untuk melepaskan diri dari aturan tradisional lukisan dan pahatan, dan sebaliknya berfokus pada penciptaan karya seni yang menggambarkan dunia dengan cara baru.

Kubisme memiliki seperangkat prinsip inti, yang didasarkan pada teknik ukiran dan pahatan kuno; ini termasuk pemotongan, distorsi, tumpang tindih, penyederhanaan, transparansi, deformasi dan pengaturan.

Para seniman Kubisme sendiri menggunakan bentuk-bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan lainnya). Seniman kubisme juga sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potong kertas surat kabar dan gambar poster. Tujuan dari teknik ini adalah untuk merepresentasikan objek dengan rasa kedalaman dan kompleksitas yang lebih besar, tanpa menggunakan teknik perspektif tradisional.

5. Fauvisme

Fauvisme adalah genre lukisan yang pertama kali diperkenalkan ke dunia pada awal 1900-an. Namun, itu dipandang sebagai era yang berumur pendek, karena akan segera digantikan oleh munculnya seni modern. Nama Fauvisme diciptakan oleh kritikus seni Louis Vauxcelles yang menggunakan istilah “fauve” (artinya hewan liar) untuk mendeskripsikan lukisan yang dilihatnya di pameran Salon d’Automne. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan warna intens dan cerah yang digunakan dalam lukisan, dan penggunaan sapuan kuas yang berani.

Fauvisme menekankan nilai ekspresi saat melukis dan mempertimbangkan suasana yang diinginkan oleh senimannya. Konsep utama aliran Fauvist adalah ide harmoni warna yang tidak selalu terikat dengan realitas di alam, melainkan upaya untuk mengungkap hubungan pribadi seniman dengan alam. Lukisan-lukisan yang dibuat selama ini sering menggambarkan pemandangan dan figur dengan kualitas ekspresionistik yang hampir abstrak. Penggunaan warna-warna cerah dan bentuk yang berlebihan memungkinkan seniman untuk berekspresi