Alamat Redaksi:

Ciwidey Pertengahan Kav. Kebun 9 No. 79,
Kelurahan Hajarsari, Kecamatan Bandung Utara
Kota Bandung
Jawa Barat

Teuku Tegar Abadi atlet Jatim persembahkan medali emas PON XX Papua

Lompat Galah: Sejarah, Teknik Dasar, Gaya dan Peraturan

Lompat Tinggi Galah menjadi salah satu permainan olahraga cabang Atletik yang cukup banyak digemari. Tujuan permainan ini adalah melompat setinggi-tingginya untuk melewati mistar dengan menggunakan bantuan alat berupa galah. Keberhasilan lompat galah ini sangat ditentukan oleh titik tumpu saat memulai permainan.

Selain diperlombakan dalam cabang Atletik, Olahraga Lompat Galah juga biasa dilakukan di berbagai sekolah di Tanah Air. Cabang Olahraga ini mengutamakan kekuatan tangan, kecepatan kaki, dan kemampuan melewati pembatas mistar sebagai tujuan akhir. Meskipun tidak sepopuler lompat tinggi, tetapi cabang olahraga ini sudah kerap dilombakan secara internasional. Yuk simak informasi lengkap terkait pengertian, teknik, gaya, hingga peraturannya di sini!

Pengertian Lompat Galah

Pengertian Lompat Tinggi Galah adalah cabang olahraga Atletik lompat yang bertujuan untuk mencapai atau melewati ketinggian tertentu. Seperti namanya, olahraga ini menggunakan galah sebagai alat bantu untuk mengangkat tubuh pelompat. Biasanya, galah terbuat dari material fiber, logam, bambu, ataupun kayu.

Sejarah Lompat Galah

Lompat Tinggi Galah merupakan Olahraga yang tak sengaja tercipta oleh orang-orang di Benua Eropa, tepatnya provinsi Friesland, Belanda. Dikarenakan Belanda merupakan negara yang mempunyai banyak daratan di bawah lautan sehingga di sana banyak sekali danau dan sungai.

Saat itu, galah digunakan oleh orang Belanda untuk melewati sungai atau rawa. Di zaman tersebut, orang-orang Belanda memang selalu menyimpan galah. Pasalnya, galah sangat membantu mereka ketika akan melewati berbagai macam rintangan saat tengah berjalan. Berawal dari hal itulah, lompat galah danau atau Foerljeppen mulai diperkenalkan.

Pada mulanya, Pertandingan Lompat Galah tidak memperhitungkan ketinggian lompatan, yang diukur hanyalah jarak yang bisa dicapai oleh pelompat. Kemudian, pertandingan ini mulai menjadikan tinggi lompatan sebagai faktor penentu pemenang pada tahun 1843 di klub sepak bola dan kriket yang berada di Cumbria, Inggris.

Dulunya, galah yang digunakan hanya terbuat dari kayu yang bagian ujungnya dibuat tajam agar bisa menancap. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, pada 1896 Lompat Galah resmi masuk dalam kompetisi Olimpiade Atletik.

Sejak saat itu, galah yang digunakan dalam pertandingan mulai terus berkembang. Di Olimpiade Atletik Lompat Galah pertama, galah yang digunakan terbuat dari bambu dan aluminium, kemudian mulai 1950-an mulai dikenalkan galah fleksibel yang terbuat dari fiberglass atau serat karbon.

Teknik Lompat Galah

Untuk melakukan Lompat Galah, seorang atlet harus memiliki keahlian dan kekuatan fisik yang kuat. Sehingga, atlet Lompat Galah harus rutin berlatih kecepatan berlari, kekuatan, dan kelincahan agar mampu menghasilkan tolakan yang optimal.

Demi menciptakan lompatan dan tolakan yang baik, maka atlet harus mengetahui beberapa teknik dasar dalam permainan lompat galah. Setidaknya ada 5 teknik dasar yang paling penting dalam Olahraga Lompat Galah, yaitu:

1. Teknik Memegang Galah

Untuk melakukan teknik memegang galah ini, ikuti beberapa langkah berikut:

  • Pegang galah dengan tangan kiri yang diarahkan ke depan. Genggam galah dengan posisi punggung tangan berada di atas. Letakkan jari-jari di sisi kanan, kecuali jempol yang digunakan untuk menggenggam di bagian bawah galah.
  • Tekuk tangan kanan membentuk sudut siku-siku dan letakkan di belakang badan.
  • Pegang galah dengan erat namun usahakan tetap rileks. Jika pegangan terlalu kaku, maka badan akan susah diayunkan saat akan melakukan tolakan.
  • Tekan galah dengan tangan kanan hingga posisinya lebih rendah daripada tangan kiri.
  • Pegang galah setinggi pinggang dengan cara memosisikan pegangan tangan kiri dengan tangan kanan.
  • Condongkan badan ke depan dengan sikap bahu datar dan rileks.

2. Teknik Awalan

Untuk melakukan teknik awalan ini, ikuti beberapa langkah berikut:

  • Untuk melakukan awalan, jarak idealnya adalah antara 25-30 meter. Tetapi kalau Anda masih pemula, sebaiknya jangan terlalu memaksakan diri.
  • Saat awalan, jangan terlalu terburu-buru, lakukanlah secara bertahap. Sebelum menancapkan galah, lakukan gerakan freewheeling terlebih dahulu.
  • Pegang galah erat-erat dengan posisi menghadap ke depan. Jangan sampai galah yang dipegang goyang ke sana kemari pada saat dibawa berlari.
  • Fokuskan pandangan ke mistar, posisikan galah secara lurus dengan ujung depannya diangkat hingga tingginya melebihi kepala
  • Rendahkan posisi galah secara bertahap sampai dekat dengan lubang yang sudah disediakan juri. Kemudian tusukkan galah dengan menggunakan ujung galah bagian depan.

3. Teknik Menancapkan dan Bertumpu Galah

Untuk melakukan teknik menancapkan dan bertumpu galah ini, ikuti beberapa langkah berikut:

  • Tancapkan galah dengan menjulurkan kedua tangan ke depan bawah, menghadap ke lubang penancap yang disediakan panitia.
  • Saat hendak menancapkan, turunkan galah secara bertahap, jangan langsung menancapkannya tegak lurus.
  • Saat ujung galah menyentuh lubang, geser tangan kiri ke arah tangan kanan sambil terus menggenggamnya.
  • Angkat kedua lengan bersamaan dengan kaki kanan. Tekuk tungkai bagian bawah, pastikan kaki kiri yang dijadikan tumpuan sudah kuat dan penuh energi. Untuk mendapatkan titik tumpu yang kuat, lakukan latihan secara rutin, jaga kesehatan, dan tetaplah fokus.
  • Geser genggaman tangan kiri ke tangan kanan agar memudahkan memutar badan saat akan melewati mistar. Namun, jika Anda menggunakan galah yang terbuat dari fiber glass, tidak perlu menggeser tangan.
  • Saat kaki tumpuan sudah tidak menyentuh tanah, luruskan kedua lengan sampai posisi tubuh bergelantung dengan galah.
  • Tetap fokuskan pandangan ke atas agar tidak kehilangan keseimbangan.

4. Teknik Melewati Mistar

Sebelum pelompat melepaskan pegangan galah, lakukan putaran secara melingkari mistar dengan menjatuhkan kedua kaki. Lakukan reaksi dari gaya dorong tubuh terhadap galah. Apabila gaya dorong sudah melampaui tarikan ke bawah oleh kedua kaki, maka pelompat bisa terus melambung tinggi sesudah galah dilepaskan.

5. Teknik Pendaratan

Konsep pendaratan pada Lompat Tinggi Galah sama dengan lompat tinggi. Tujuannya adalah agar badan tidak terasa sakit atau terjadi cedera. Cara yang baik dalam melakukan pendaratan adalah memposisikan kaki tetap lurus.

Saat ini banyak pelompat yang memilih melakukan pendaratan dengan posisi tidur terlentang atau duduk. Sebenarnya, sikap pendaratan yang dipilih bisa disesuaikan dengan keseimbangan tubuh pelompat. Untuk mengantisipasi adanya kecelakaan, panitia menyediakan spons atau bantalan.

Peraturan Perlombaan Lompat Galah

Semua cabang olahraga pastinya mempunyai aturan permainan yang berbeda-beda. Secara garis besar, lompat galah mempunyai 9 peraturan dasar yang harus dipatuhi oleh semua atlet, yaitu:

Berat Badan

Berat badan dari semua atlet atau peserta lomba lompat galah harus diverifikasi oleh pelatih. Kemudian berat badan tersebut dicatat untuk mempermudah penilaian.

Aturan Percobaan

Setiap peserta lompat galah diperbolehkan melakukan percobaan lompat sebanyak maksimal 3 kali dengan ketinggian yang berbeda.

Sistem Eliminasi

Peserta yang gagal sebanyak tiga kali pada semua percobaan, maka dinyatakan tereliminasi.

Ketinggian Setiap Percobaan

Atlet atau peserta lomba galah diharuskan melakukan percobaan kedua dengan ketinggian yang sama apabila percobaan pertama gagal. Pengulangan atau percobaan kedua dilakukan secepatnya setelah percobaan yang pertama. Hal ini juga berlaku untuk percobaan ketiga apabila percobaan yang kedua gagal.

Aturan Pemanasan

Atlet atau peserta yang sudah melewati tiga ketinggian setelah pertandingan mulai diperbolehkan untuk melakukan pemanasan tanpa memakai bar mistar.

Batas Waktu Percobaan

Semua peserta harus tampil maksimal dua menit setelah namanya dipanggil oleh panitia. Jika ada tiga peserta yang mengikuti lomba, maka boleh diberikan jeda selama empat menit. Sedangkan jika hanya tersisa satu peserta maka bisa dialokasikan jeda selama enam menit sebelum pertandingan.

Peraturan Peserta

Setiap peserta lompat galah harus mematuhi aturan khusus yang meliputi:

  • Saat melakukan pertandingan, peserta tidak diperkenankan menggunakan alat bantuan apa pun.
  • Peserta Lompat Tinggi Galah tidak diperkenankan memakai sepatu yang dilengkapi dengan perangkat yang memberikan keuntungan dalam hal tolakan. Pasalnya, hal ini akan merugikan atau tidak adil bagi peserta lain.
  • Tidak diperkenankan menggunakan plester pada bagian jari atau tangan, kecuali jika peserta tersebut mengalami luka terbuka.
  • Tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan pada saat pertandingan lompat galah.

Galah dalam Pertandingan Lompat Galah

Galah yang digunakan dalam pertandingan tidak boleh sembarangan. Terdapat beberapa aturan yang ditetapkan untuk galah tersebut, yaitu:

  • Galah yang digunakan harus ditandai dengan benar, jika tidak maka tidak bisa digunakan untuk pemanasan dan pertandingan.
  • Pelatih harus memverifikasi berat badan dari vaulter.
  • Pabrik yang membuat galah harus bisa memperlihatkan jarak 1 inci dengan warna yang kontras.

Foul dalam Lompat Galah

Gerakan lompat galah akan dinyatakan foul dan peserta bisa didiskualifikasi jika:

  • Memindahkan bar yang diam dari tempat semula menggunakan badan atau galah.
  • Peserta gagal melakukan lompatan.
  • Ada bagian tubuh atau galah yang menyentuh tanah pada bantalan pendaratan.
  • Membuat plang steady dengan memakai lengan atau tangan.

Peralatan Lompat Galah

Tongkat galah merupakan peralatan penting yang harus ada ketika permainan olahraga lompat galah. Kualitas tongkat yang digunakan akan sangat mempengaruhi kemampuan melenting dan tinggi lompatan saat pelari menancapkan galahnya pada kotak tancap yang tersedia.

Tongkat yang digunakan dalam lompat galah harus terbuat dari bahan baku fiber yang beratnya disesuaikan dengan berat badan atlet yang akan menggunakannya. Artinya, atlet yang memiliki berat badan 58 Kg juga harus menggunakan galah yang sesuai untuk berat 58 Kg. Jika galah yang digunakan tidak sesuai, dikhawatirkan malah akan patah dan lentingan yang dihasilkan tidak sempurna.

Standar panjang tongkat untuk Lompat Tinggi Galah adalah antara 3,86 meter sampai 4,52 meter. Sedangkan berat galah yang digunakan standarnya adalah 2,26 Kg atau lebih tepatnya disesuaikan dengan berat badan atlet.

Lapangan Lompat Galah

Lapangan olahraga lompat galah dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu lintasan lari, kotak tancap galah, tiang penyangga galah dan bantalan untuk pendaratan. Detail ukuran lapangan lompat galah adalah sebagai berikut:

Lintasan Lari

Lintasan lari dalam Gambar Lapangan Lompat Tinggi Galah memiliki ukuran sekitar 45 sampai 147 meter dari titik awal hingga ke kotak tancap galah.

Kotak Tancap Galah

Kotak tancap galah memiliki ukuran panjang antara 1 meter hingga 1,084 meter. Sementara itu lebarnya adalah 60 cm. Di kotak tancap terdapat daerah miring dengan ukuran 80 cm dan kedalaman 20 cm atau sekitar 8 inci.

Tiang Penyangga Galah

Saat melihat Gambar Lapangan Lompat Galah, Anda akan menemui gambar tiang penyangga. Untuk tiang penyangga galah sendiri, ukuran yang ditetapkan adalah sepanjang 4,5 meter.

Bantalan untuk Mendarat

Bantalan untuk pendaratan pada Lapangan Lompat Galah biasanya terbuat dari spons atau busa berbentuk persegi. Ukuran bantalan yang ideal untuk pendaratan  lompat galah adalah 5 meter x 5 meter.

Itu dia informasi mengenai Pengertian Lompat Galah hingga Lapangan Lompat Galah beserta ukurannya yang perlu diketahui sebelum menekuni olahraga ini. Jangan lupa juga untuk mempersiapkan kekuatan fisik yang maksimal sebelum terjun ke Olahraga Lompat Tinggi Galah.